Cara Membuat Nasi Goreng Telur Spesial

Nasi merupakan makanan pokok masyarakat Indonesia hampir setiap hari pasti Anda makan menggunakan nasi. Dan apabila Anda bosan makan menggunakan nasi yang seperti pada umumnya Anda bisa mencoba alternatif lain untuk makan nasi. Yaitu dengan menggoreng nasi tersebut sehingga menjadi sebuah nasi goreng. Cara membuat nasi goreng yang lezat dan juga nikmat cukup mudah sekali. Anda bisa mempelajari dan mencoba resep di bawah ini nantinya. Sehingga Anda bisa menikmati nasi goreng buatan Anda sendiri bersama keluarga atau teman dekat.
Bahan membuat nasi goreng

cara membuat nasi goreng

Posted by : Unknown 8 Comments

Tempat Paling Romantis di Dunia

Berlibur merupakan suatu hal yang menyenangkan bagi setiap orang. Berlibur adalah kegiatan yang dapat menyegarkan otak setelah melakukan berbagai kegiatan setiap harinya. Di dunia ini terdapat berbagai tempat indah yang menyajikan pesona alam. Namun pada pembahasan kali ini bukan membicarakan mengenai pesona alam, melainkan beberapa tempat yang dianggap paling romantis di dunia ini.
Tempat romantis berikut ini sangat cocok sekali digunakan untuk melamar, atau juga sekedar melihat-lihat suasana yang romantis. Selain itu tempat yang dianggap romantis ini, sehingga banyak sepasang kekasih yang mengunjungi tempat berikut ini yang berasal dari berbagai mancanegara. Langsung saja silahkan simak ulasan di bawah ini!

Paris, Perancis
Paris, Perancis
Salah satu tempat paling romantis di dunia adalah Paris yang merupakan ibu kota dari Perancis. Sudah tidak asing lagi mendengar Paris sebagai tempat yang romantis. Selain itu kota yang terkenal dengan sebutan kota fashion, dan juga seninya ini setiap tahunnya banyak dikunjungi wisatawan dari mancanegara. Pemandangan kota yang indah membuat para pasangan memiih Paris sebagai destinasi mereka merayakan liburan. Bahkan banyak pula pasangan yang melakukan lamaran di tempat indah ini. Selain mengunjungi tempat seperti Paris, juga ada tempat romantis lainnya seperti jalan di jembatan Pont Neuf, berkunjung di menara Eifel saat malam hari, dan tempat lainnya.


Tempat Paling Romantis di Dunia

Posted by : Unknown 8 Comments

 Danau Sentani

Danau Sentani
Danau Sentani
Danau Sentani disebut sebagai danau terbesar dengan di Papua. Tak mengherankan memang, karena danau ini memiliki luas sekitar 9.360 hektar dan berada di ketinggian 75 meter di atas permukaan laut. Tempat wisata di Indonesia ini dihiasi dengan 21 pulau di sekitarnya yang menjadi perkampungan warga.
Apa saja yang bisa Anda lakukan di sini? Banyak. Anda bisa memancing, berenang atau berkeliling danau dengan perahu sewaan. Jika masih merasa masih kurang, kenapa tak berkunjung ke desa-desa setempat? Anda bisa mampir ke rumah-rumah dan berbincang sambil menikmati kuliner khasnya.
Jika Anda berkunjung pada pertengahan bulan Juni, selamat! Anda bisa sekaligus menikmati Festival Danau Sentani. Festival ini merupakan acara rutin tahunan yang menampilkan berbagai pertunjukkan seni dan budaya Papua. Selain itu, beragam kuliner khas Papua bisa Anda nikmati di sini.

sumber: http://anekatempatwisata.com/10-tempat-wisata-di-indonesia-yang-wajib-dikunjungi/#

tempat wisata

Posted by : Unknown 8 Comments

Cerpen : Mencari Secebis Kesabaran


Kelihatan seorang pemuda menyusuri pasir pantai yang panjang itu sambil menggengam beberapa buah batu kerikil . Dia melempar batu-batu itu jauh ke dalam samudera yang sangat luas . Angin bertiup dengan damai sekali , membawa semua keletihan pemuda itu pergi . Bunyi burung yang berkicauan merdu memecah keheningan pagi yang suram itu . Tebaran keemas-emasan kelihatan mengorak senyum untuk memberi semangat kepada isi bumi yang menjalankan kerja seharian .
Arman terdampar di atas pasir putih yang menghampari Pantai Melati . Cuaca pada pagi itu sungguh sejuk . “ Ya Allah , kekalkan keindahan pantai ini ,” Arman menadah tangan , memohon kepada yang maha esa agar dipermudahkan segala urusannya .
Pantai inilah yang menjadi tempat kesedihannya diterbangkan jauh ke udara . “ Ya Allah , sungguh indah ciptaanmu ini . Jadikanlah kesyukuranku ini berkekalan keatas nimatmu yang seluas samudera seperti yang ku hadap ini Ya Allah !” Air mata Arman sudah mula bergenangan , memikirkan nikmat Tuhan yang tidak berbelah bahagi .
Dia sudah mula berpeluk tubuh . Beg sampah yang dibawanya dipikul keatas belakang . Dia melangkahkan kakinya menuju ke pekan . Begitulah kerja hariannya sebagai seorang pemungut tin . Selain mengumpul tin untuk dijual kepada Oh Sim , dia juga mengambil upah sebagai penoreh getah di ladang getah Raju . Begitulah rutin Arman pada setiap hari . Kerja itu sudah cukup untuk menampung makan minum dia dan neneknya .
Apalah kudrat neneknya untuk turut bekerja dek dirinya yang dimamah usia . Kini sudah menjadi tanggungjawab Arman untuk membela kebajikan neneknya selepas ibu-bapa yang tercinta meninggal dunia .Hanya secebis kesabaran sahaja yang menjadi inspirasi mereka untuk mengenal dan menghadapi rintangan hidup ini .
————————————————————————–
Cebisan kotak yang melindungi tong sampah dikutip oleh Arman . Kelihatan sebuah tong sampah yang sarat dengan tin . “ Alhamdulillah , rezeki aku hari ini Ya Allah ,” luah hati Arman .
Tin yang banyak itu dikumpulkan lalu dimasukkan ke dalam plastik .
Dalam masa beberapa minit sahaja , Arman mampu mengumpulkan sejumlah tin minuman yang agak banyak . Tiba-tiba , dia terdengar suara bayi yang sayup-sayup kedengaran . Muka Arman berkerut , memikirkan di mana bayi itu berada .
Matanya liar mencari dimana bayi itu berada . Dengan izin Allah , maka dia menemukan bayi yang baru sahaja lahir . Bayi itu dibaluti oleh sehelai kain putih .
“ Ya Allah , manusia manalah yang tidak bersyukur atas permata yang engkau kurniakan kepada mereka ,” luah Arman .
Bayi itu kelihatan sangat lapar dan tidak berhenti menangis . “ Mungkin ini amanah Tuhan kepadaku . Jikalau sangkaanku benar , maka kuatkanlah aku untuk menjaga bayi ini ,” ujar Arman .
Bekal yang dibawa Arman disuapkan ke dalam mulut bayi itu . Maka , berhentilah tangisan bayi itu . Bubur nasi yang dibawa Arman sudah cukup untuk mengisi perut kosong bayi itu .
“ Mukanya sahaja sudah membuatkan aku gembira , engkau sungguh bertuah kerana dipertemukan olehku . Aku akan menyaramu dengan baik , agar kau mengerti apa itu kehidupan dan kasih sayang seorang bapa ,” Arman mula tersenyum .
“ Bayi siapa yang kau bawa ni Man , kau curi bayi orang ke ?” Tanya Che Asma risau .
“Isy… nenek ni , suka sangat berprasangka buruk dengan Arman ,” ujar Arman .
Muka tua Che Asma berkerut , pelik dengan reaksi yang diberikan oleh cucunya itu . “ Habistu bayi siapa pula ni Arman ?” kata Che Asma sambil memegang bayi itu . Dia mendodoikan bayi itu sehingga kelopak mata bayi itu mula keberatan . Akhirnya , bayi itu tidur dengan nyenyak sekali .
“ Arman jumpa bayi ini kat lorong tu lah nek , masa Arman kutip tin ni ,” kata Arman sambil menunjukkan tin yang dikumpul olehnya tadi .
“ Siapa pula yang sanggup buang budak ni kat lorong tu ? Ya Allah , Tuhan amanahkan bayi ini untuk kau , Man . Kau jaga baik-baik ya cu,” Che Asma tersenyum .
Arman mengangguk sahaja . Che Asma tersenyum lebar sambil berkata , “ Ya Allah , kau tanamkanlah sifat kasih sayang ke dalam diri cucuku agar dapat membimbing bayi ini .”
“ Habistu , kau tak nak memikirkan nama untuk bayi perempuan ini ke ?” Tanya neneknya lagi dengan penuh harapan .
Arman tersenyum lebar . “ Kata orang , kalau hendak memberi nama hendaklah sesuai dengan suasana . Arman jumpa bayi ni di lorong dan masa tu Arman sedang kutip tin . Apa kata kita berikan nama bayi ini Loten . Ok tak , nek ?” cadang Arman .
“ Tak pelik sangat ke bunyinya tu , Man ? Apa-apa pendapat kamu nenek terima sahaja dengan hati terbuka , asalkan kamu bahagia ,” kata neneknya senang .
Senyuman Arman sudah semakin lebar . Ubi kayu yang terhidang di hadapannya sudah tidak tersentuh . Hati Che Asma berbunga riang apabila menyaksikan kegembiraan cucu kesayangannya itu .
Belum pernah lagi dia melihat Arman gembira sebegitu rupa selepas ibu bapanya meninggal . Kini , Arman sudah berumur 19 tahun . Fikir Che Asma , Arman sudah matang untuk menyara bayi itu .
—————————————————————————
Jendela dikuak seluasnya bagi membenarkan cahaya sang suria memenuhi segenap ruang bilik tidur Arman . Di hadapannya , terbentang sebidang sawah padi milik jirannya yang amat luas .
“ Arman , kau buat apa tu ! Kau tak sarapan lagi ke ? Mari sarapan ni , cu !” laung Che Asma .
“ Sekejap lagi nek , Arman datang ni !” jawab Arman
.
Arman berjalan menuju ke ruang dapur . Jarak dari dapur tidaklah jauh mana kerana rumahnya yang tidak luas . Kelihatan nenek dan Loten , bayi itu sudah berada di dapur .
“ Mewah makan hari ni , nek ,” ujar Arman kesenangan apabila melihat nasi ayam yang terhidang di depan mata .
“ Alhamdulillah , man . Rezeki masuk hari ni , Man . Tadi ada ketua kampung derma sedikit duit untuk kita . Harap cukuplah untuk menampung rezeki kita untuk beberapa hari ,” kata Che Asma dengan gembira sekali .
Arman tersenyum sahaja . “ Alhamdulillah , nek .” Dia mendukung Loten sambil menyanyikan lagu . Loten ketawa dengan riang sekali .
“ Masyaallah , indahnya tawamu menjadi penawar duka ayah ,” ujar Arman .
“ Makanan ni kau tak sentuh ke , Man ?” Tanya Che Asma .
“ Nenek makanlah dulu , Arman nak ke pekan ni . Arman nak beli beras ,” kata Arman .
Che Asma mengangguk . Dia menyuapkan nasi ke dalam mulut Loten .
Suasana di pekan sungguh riuh sekali . Bunyi penjual melaung sudah cukup membuatkan pengunjung pekan itu tersentak . Begitulah riuhya Pekan Permai pada hari Isnin.
“ Mah , kau tak nampak ke bayi yang cucu Asma tu bawa ?” Tanya Mak Joyah .
“ Yang bayi tu ke ? Entah dari mana bayi tu dia tarik . Entah- entah dia curi anak orang ke ?” teka Mak Imah perlahan .
“ Eh kau ni Mah , aku tak maksudkan macam tu . Aku cuma kesian lah dengan keluarga dia tu ,” kata Mak Joyah pula .
“ Kesian yang macam mana pula tu , Yah ? Selama ni aku tak pernah pula tengok mereka tak cukup makan . Baik-baik je ,” kata Mak Imah .
“ Bukan lah . Tapi , nanti bayi tu dah besar , tentu banyak duit mereka kena pakai . Nak bayar yuran sekolah lagi ,” seloroh Mak Joyah .
Mak Imah mengangguk perlahan . Dia tersenyum . Betullah apa yang dikatakan oleh Mak Joyah . Dengan berbekalkan upah sebagai penoreh getah dan pengutip tin , apalah yang mampu untuk menampung Loten . Loten pula semakin hari , semakin besar .
Tanpa mereka sedari , Arman sudah mendengar perbualan mereka . “ Ya Allah , rupanya ada juga insan yang bersimpati ke atas nasibku ini .” ujar Arman .
Namun , dia juga risau apabila terfikirkan Loten . Mampukah dia menggalas tanggungjawab besar sebagai bapa .
6 tahun kemudian …
Che Asma terbatuk beberapa kali . Arman cuba memeluk nenek sambil berkata “ Nek… tak nak pergi ke klinik ke ? Teruk sangat batuk nenek tu … takut memudaratkan nanti .”
Che Asma cuba tersenyum . “ Nenek tak apa-apa Man … nenek ni dah nak masuk 80 tahun … memang biasa perkara ni berlaku kat nenek ,” kata neneknya lemah .
Rumah itu sungguh bising dengan gelak ketawa oleh Loten . Kini , Loten sudah memasuki umur 6 tahun . Segala yurannya semasa sesi pembelajaran di tadika berjaya dilunaskan oleh Arman .
“ Kau pergi uruskan anak kau tu Man … usah risaukan nenek . Dua tiga hari lagi baik la tu ,” Che Asma tersenyum lemah .
Dirinya yang semakin tua sangat membimbangkan . Ketika umurnya yang tua sebegini , memang banyak penyakit yang diterima olehnya .
Uratnya juga selalu sahaja tidak betul . Sudah banyak ubat yang dibeli oleh Arman untuk menyembuhkan neneknya itu . Ubat-ubatan itu sudah memberikan kesan yang baik , namun penyakit lain pula yang menimpanya .
“ Nenek pun keluarga saya juga , hidup mati nenek saya sanggup buat apa saja ,” Arman tersenyum sambil memeluk nenek erat .
Mata Che Asma mula berkaca . Dia meleraikan pelukan Arman . “ Nanti kalau nenek dah pergi , kau jangan pula lupa nenek dalam doa kau . Nenek tak pernah benci kau ,” ujar Che Asma sambil mengusap matanya yang dipenuhi air mata .
“ Nenek janganlah cakap macam tu nek … nanti kalau nenek dah pergi , macam mana Arman nak jaga Loten ni ,” matanya juga sudah berair .
Che Asma tersenyap . Tiada kata-kata yang dikeluarkan oleh orang tua itu . Arman keluar meninggalkan bilik Che Asma .
“ Loten , mari sini kejap ,” panggil Arman .
Loten pergi ke arah Arman . “ Ya , ayah . Apa yang ayah nak ni ?” Tanya Loten .
Arman tersenyum sambil mengusap rambut Loten . Loten tidak memberikan sebarang reaksi . “ Ayah nak ke laut ni . Loten jaga Tok Wan baik-baik ye .
Muka Loten berkerut . “ Ayah nak pergi ke laut ? Buat apa nak pergi ke laut tu ayah ?” tanyanya kehairanan .
“Ayah dapat kerja baharu . Ayah dapat jadi nelayan , nak ,” kata Arman dengan gembira .
Loten tersenyum . “ Baguslah tu , ayah . Nanti kita boleh makan ikan ,” kata budak perempuan itu senang .
“ Insyaallah , kalau ayah cepat balik ,” ujar Arman .
Dia lekas menuruni anak tangga untuk pergi ke Pantai Melati . Anaknya , Loten melambaikan tangan ke arahnya . Dia membalas lambaian anaknya sambil berkata , “ Jaga baik-baik nenek ya , hati-hati kat rumah .”
Ombak sungguh liar menghentam Pantai Melati . Angin bertiup dengan kuat sekali . Arman gerun untuk turun ke laut namun dia tidak mempunyai apa-apa untuk makan malam nanti .
Dia memeriksa kocek seluarnya . Hanya dua keeping duit kertas RM2 . Apa yang boleh dibeli dengan RM2 untuk dimakan oleh mereka bertiga . Dia nekad . Arman mahu juga turun ke laut .
“ Kau tak apa-apa ke ni Man ? Hujan lebat ni , angin pula sabung menyabung . Nanti karam botnya nanti ,” ujar Pak Seman risau .
“ Tak ada apa-apa lah Pak Seman . Kejap lagi berhenti lah angin ni . Lagipun apa yang kami nak makan malam nanti . Beras pun dah habis ,” jawab Arman jujur .
“ Ikut suka hati kau lah , Man . Lekaslah ambil bot tu . Nah , tali pancingnya ,” kata Pak Seman sambil memberikan sebatang tali pancing kepada Arman .
Arman menaiki bot dan mengemudi kapal dengan tangkas sekali . Arwah ayahnya yang merupakan mantan pelayan telah mengajar Arman untuk mengemudi bot dengan lancar .
Pak Seman tersenyum . Dia senang melihat Arman mengemudi bot dengan lancar sekali . “ Arman … kau tak ubah seperti arwah ayah kau dulu . Kalau Hussin hidup lagi , tentu dia gembira tengok kau sekarang ,” ujar Pak Seman .
Bot Arman sudah sampai ke tengah laut . Batang pancingnya tidak membuahkan sebarang hasil . Dia sudah penat menunggu sejak dari tadi .
“ Bukan rezeki aku hari ini ,” keluhnya .
Arman mengemudi bot itu untuk menuju ke daratan semula . Namun , malang tidak berbau . Kapal botnya sudah ditenggelami air . Kelihatan sebuah lubang yang agak besar berada di kapal bot itu .
“ Ya Allah , apa aku nak buat ni ? Tolonglah aku Ya Allah ,” katanya risau .
Kapalnya sudah hancur . Arman terkapai-kapai di dalam air . Ombak yang terlalu deras menyebabkan dia sukar untuk berenang .
Che Asma berlari menuju ke Pantai Melati . Dia memimpin Loten . Air matanya mengalir . “ Kenapa kau tak beritahu aku awal-awal Man , kau nak turun ke laut ,” bisik hati Che Asma .
“ Tok Wan , kenapa dengan ayah ? Kenapa kita nak pergi ke tempat ayah bekerja ?” Tanya Loten .
“ Ayah kau tak apa-apa , Lot … Cuma dia tak balik-balik . Dah empat jam ni , Lot ,” kata Che Asma risau .
Loten hanya terdiam . Otaknya tidak diproseskan untuk berasa risau ketika itu . Dia hanya mengikut sahaja moyangnya itu .
“ Man , mana cucu aku , Seman ?” Tanya Che Asma sebaik sahaja sampai .
Pak Seman terkejut dengan kehadiran Che Asma dan Loten . “ Cucu kau tak balik-balik lagi ni , Kak Ma . Aku dah pesan kat dia jangan turun ke laut . Tapi dia berkeras . Maafkan aku , Kak Ma .
Che Asma terbukam . Dia hanya memikirkan soal keselamatan Arman . Dia memeluk Loten erat . “ Cepatlah balik ya cu …”
Tiba-tiba , Che Asma merasakan satu pelukan hinggap di badannya . “ Nenek , Arman di sini … usahlah risau . Arman selamat ,” kata Arman .
“ Cucu aku … tapi … ,” kata Che Asma .
“ Alhamdulillah , Arman sempat berpaut atas batang kayu nek … Arman berenang sampai ke sini ,” katanya lega .
Mereka bertiga mula berpelukan . Bersaksikan awan dan langit mendung , mereka telah menyaksikan rasa kasih sayang mereka . Mereka sungguh bahagia sekarang . Syukurlah , Tuhan telah memberikan mereka kebahagian .
Tamat

sumber:  http://www.penulisan2u.my/cerpen-mencari-secebis-kesabaran/

cerpen

Posted by : Unknown 6 Comments

Cara Memakai Lipstik Yang Benar

  • Ketika menggunakan foundation, teruskan ke bagian atas bibir. Ini berfungsi untuk menjadi dasar bagi lip liner dan lipstik.
  • Pastikan bibir dalam keadaan kering, kemudian pakai lip balm dan biarkan selama 2-3 menit. (ini berfungsi agar lipstik bertahan lebih lama)
  • Gambar garis bibir dengan lip liner. Mulailah menggambar dari bagian tengah bibir atas mengarah ke ujung bibir. Lalu ulangi untuk bibir bawah (Ikuti garis bibirmu)
  • Untuk membuat bibir terlihat lebih tebal, ikuti batas luar dari garis bibir, sementara untuk membuat bibir lebih tipis, ikuti bagian dalam dari garis bibir.
  • Oleskan lipstik menggunakan lip brush (sikat khusus lipstik)
  • Setelah selesai mengoleskan lipstik, letakan sehelai tissue di antara kedua bibir untuk menghilangkan kelebihan lipstik
- See more at: http://pessek.com/tips-cara-memakai-lipstik-yang-baik-dan-benar.html#sthash.keF6Z20Y.dpuf
Posted by : Unknown 8 Comments

Cinta Ku


“Ma, aku berangkat dulu yah,” pamitku pada mama yang sedang membereskan rumah.
“Hati-hati Nak, ingat kesan baik di hari pertama masuk sekolah,” ucap mama.
“Iyaa Ma, Rita udah gede,” balasku pada mama.
Nama gue Rita Vrilla. Gue adalah anak tunggal dari mama papa Gue. Hari ini merupakan hari pertama gue masuk ke sekolah baru. Gue bukannya baru masuk kelas 1 tapi gue adalah murid pindahan. Sekarang ini gue udah kelas XI. Gue pindah karena mama dan papa gue pindah ke sebuah kompleks baru. Jadi, otomatis gue juga harus ikut pindah sekolah. Kebetulan sekolah baru gue juga nanti dekat kok dari rumah.
Di sekolah.
“Hei anak-anak, Ibu mau kenalkan teman kalian,” tanya seorang guru.
“Silahkan masuk,” Suruh ibu guru.
“Ya Bu, makasih.
“Silahkan perkenalkan nama kamu,” ucap Ibu Guru.
“Baik Bu, Hai semua, perkenalkan gue Rita Vrilla. Gue pindahan dari SMA 1 BANGSA. Mohon bantuannya. Makasih,” ucapku memperkenalkan diri pada teman-teman baru aku. Tetapi mereka terlihat memiliki ekspresi yang sangat datar. Seakan tidak menyukai datangnya teman baru.
“Baik Rita. Kami silahkan duduk di dekatnya Rita,” ucap Ibu Guru.
“Baik Bu, terima kasih,” ucapku balik pada Guru itu. Gue pun menuju ke arah bangku yang ditunjukkan oleh ibu.
“Hai Rit, perkenalkan Gue Rita. Senang bisa berkenalan denganmu,” katanya dengan senyuman yang ramah.
“Iya gue juga,” membalas senyumnya.
Teett… teet, bel tanda pulang pun berbunyi. Semua siswa berlarian untuk pulang ke rumah masing-masing. Hari pertama di sekolah baru pun berakhir begitu saja. Tidak ada kesan tapi lumayanlah udah ada Rita yang mau jadi temanku. Dia orangnya baik, ramah, dan periang.

“Ma. Aku pulang,” kataku pada mama dengan wajah yang lesuh.
“Naik ganti bajumu dan turun untuk makan,” ucap mama padaku. Aku mulai menaiki anak tangga dan akhirnya sampai di depan kamarku. Aku lalu membuka kamarku dan merebahkan badanku di kasurku yang empuk. “Huft, hari ini bener-benar melelahkan buatku,” Gumamku sendiri.
“Rita udah selesai ganti bajunya. Cepetan turun sini makan,” teriak mama.
“Iya Mam, bentar lagi Rita Turun,” ucapku balik pada mama.
Gue udah memulai bisa beradaptasi dengan suasana di sekolah ini. Gue menjalani hari-hari gue seperti biasanya, seperti saat-saat gue masih di sekolah lama gue.
“Kok, bengong aja sih neng,” tegur Rita yang memegang pundakku. Aku pun terperanjat.
“Eh, lo Rita. Gue kirain siapa tadi bikin kaget aja nih anak,” Ngomel-ngomelku padanya.
“Iya sorry Rit, ke kantin yuk. Gue lapar nih,” ajaknya Rita padaku.
“Sorry Ret, gue lagi ngak lapar. Kamu aja yang pergi. Nggak apa-apakan Ret kalau lo pergi sendirian aja,” kataku pada Rita dengan rasa tidak enak.
“Don’t worry Rit. Santai aja. Gue udah biasa kok kek kantin sendirian. Bye Rit. Gue pergi duluan yah,” Ucapnya padaku sambil meninggalkanku sendirian di kelas.
“Bye,” balasku dengan seulas senyuman.

“Dani… Dani… Dani,” teriak suara cewek-cewek.
“Ada apaan sih di luar. Kok pada Ribut-ribut sekali sih,” gumamku sendiri.
Gue pun memutuskan untuk pergi ke luar dan melihat apa yang sedang terjadi.
“Eh..eh.. ada apa sih kok pada ribut-ribut segala lagi?” tanyaku pas salah seorang siswa.
“Nih lagi ada Dani main basket. Keren banget tahu,” jawabnya tapi tidak melihat wajahku sama sekali.
“Siapa si tuh Dani, kok banyak banget yang Fans sama dia. Apa hebatnya sih dia?” gumamku sendiri dalam hati. Aku pun memutuskan sendiri untuk melihat bagaimana sih orang yang disebut Dani. Seberapa tampannya si dia.
“Waw, memang keren sih, pantes banyak banget yang Fans sama dia,” ucapku pada diriku sendiri.
“Tapi apa peduli gue sama dia. Aku nggak kenal sama dia. Kenapa gue harus ikut-ikut teriak kayak orang gila,” Ocehku dalam hati. Tiba-tiba sebuah benda mengenai kepalaku rasanya sakit sekali. Mataku jadi berkunang-kunang. Dan lama kelamaan kepalaku jadi berat dan akhirnya semua pun menjadi gelap. Aku tidak sadarkan diri. Beberapa menit pun kemudian aku sadar. Tapi kepalaku masih terasa sakit sekali. Ku lihat ada Rita duduk di samping Gue. Gue pun bertanya padanya.
“Ret, gue lagi di mana nih?” tanyaku padanya.
“Ya lo ada di UKS lah. Mau di mana lagi?” ucapnya dengan nada yang mengkhawatirkan.
“Memang gue habis ngapain kok aku ada di UKS?” Tanyaku dengan rasa penasaran.
“Lo nggak ingat ya. Lo tuh tadi pingsan gara-gara kena bola basketnya Dani,” Rita menjelaskannya.
“Gitu ya Ret,” Jawabku karena udah ngerti.
“Udah siuman yah?” tanya seseorang di depan pintu.
“Iya, Dan. Ini Rita udah bangun,” jawab Rita.
“Oh. Jadi nama kami Rita ya,”
“Iyaa, kenapa?” tanya ku padanya.
“Nggak kok, gue cuman mau minta maaf atas kejadian tadi,” Jelaskannya dengan wajah yang mengkhawatirkanku.
“Iya nggak apa-apa kok itu juga bukan sepenuhnya salahmu,” ucapku singkat padanya.
“Rita kita kelas aja yuk. Gue udah mendingan nih,” kataku pada Rita.
“Baiklah Rit gue duluan yah Dani,” ucap Rita pada Dani.
“Iya Ret,” balsnya dengan senyuman.
Aku pun hanya berlalu di samping Dani tanpa menatapnya. Entah kenapa aku merasa malas aja melihatnya. Padahal kata anak-anak di sekolah ini Dani yang paling Top di antara semua cowok-cowok yang ada di sekolah ini. Tapi aku rasa ak tidak tertarik sama sekali dengannya. Tipe cowok yang aku sukai itu tidak seperti dia. Aku suka cowok yang sederhana dan yang ngak Top. Karena kalau gue pacaran sama cowok yang Top di sekolahan bisa-bisa mati gue dibully sama fans-fansnya.
“Rit lo kok cuek banget sama Dani tadi? Nyesel loh nggak kenalan dengan Dani. Padahal nih dia itu cowoknya perfect banget Dani benar-benar keren,” tanyanya padaku.
“Apa peduliku pada orang-orang seperti itu,” balasku pada Rita.
“Kamu kok gitu sih Rit, sayang tahu kesempatan tadi lo buang sia-sia. Padahal Dani orang baik banget loh,” Ucapnya dengan kesel.
“Udah-udah malas gue itu mulu. Lama-lama kepalaku jadi sakit. Mau lo gue pingsan lagi di sini,” ancamku padanya.
“Ok..ok gue nggak akan bahas lagi tentang Dani,” ucapnya padaku.
View’s Dani.
“Bagimana Dan, dengan cewek yang lo kena Bola Basket tadi?” tanya temanya pada Dani.
“Dia baik-baik aja kok Yan, hanya saja ia terlalu cuek padaku,” ucap Dani pada temannya.
“Waw kasihan banget sih lo dan gue juga mau bilang cewek yang lo kena bola itu dari kelas XI IPA 2, dia itu seorang siswa pindahan. Jadi otomatis ia tidak terlalu kenal sama kamu,” ucap Iyan pada Dani dengan menjelaskan.
“Pindahan yah,”
“Iya,”
“Pindahan dari mana?”
“Kalau nggak salah denger dia pindahan dari SMA 1 Bangsa. Ngomo-ngomong ngapain lo nanya-nanya soal cewek itu. Heran deh gue,” ucapnya dengan rasa sedikit curiga.
“Nggak kok, gue cuman mau nanya aja. Soalnya ia beda sekali dengan cewek-cewek lainnya. Hanya saja ia terlalu dingin pada orang,” ucap Dani.
“Kasihan deh lo Dan. Dicuekin sama murid baru. Kalau sampai fansmu tahu ada cewek yang berani cuekin kamu. Habis deh itu cewek. Hahahaha,” ucapnya pada Dani.
“Lo apa-apaan sih Yan.”
“Nggak kok, gue cuman bercanda aja,”
“Ya udah, kita ke kelas aja yuk Yan, gue lagi nggak mood nih,”
“Oke lah,”
View’s Rita
“Rit lo kenapa sih cuekin Dani tadi?” tanya Rita.
“Nggak kok Ret, gue cuman malas aja berhubungan dengan orang,” jawabnya dengan nada sedikit lemas.
“Oke iya Rit. Tadi Dani kelihatan kecewa sekali tuh waktu kamu cuekin Dia,” kata Rita.
“Terus gue harus bilang apaan?” cetusku.
“Ya setidaknya lo ajak dia ngomong, karena kan dia merasa bersalah gara-gara insiden tadi,” ucap Rita dengan nada sedikit kesal.
“Ya maaf,”
Sejak kejadian hari itu Dani sering main ke kelasku. Entalah apa tujuannya gue nggak tahu dan nggak pengen tahu. Gue cuek-cuek aja sama dia. Lagian di kelas juga banyak yang ngefans sama dia. Waktu Dani datang ke kelas gue semua cewek-cewek pada ngerumunin dia. Berisik banget. Ada yang minta tanda tangan, ada yang minta foto, dan macam-macam deh. Rasanya tuh kelas udah kayak pasar ikan. Ibaratnya nih di pasar tinggal satu ekor ikan besar dan para pengunjung ingin membelinya. Mereka berebutan hanya untuk mendapatkan satu ikan itu. Kasihan deh itu ikan. Makin nggak betah deh gue tinggal di sini. Hawanya tuh panas banget huuft. Lebih baik gue jalan-jalan ke taman sekolah aja buat cari angin daripada tinggal di kelas sumpek banget gara-gara fansnya Dani.
“Kasihan deh ikan,” umpatku pada Dani. Dani pun langsung menoleh ke gue dengan tatapan mata sinis. Yah otomatis gue langsung lari.
“Hey, mau ke mana loh,” teriak Dani ke gue. Gue nggak noleh sedikit pun ke dia.
“Akhirnya sampai juga di taman,” gumamku sendiri. Waw… tamannya indah sekali, tapi kok kenapa jarang sekali siswa yang datang ke sini padahal di suasanannya adem sekali. Taman ini sangat nyaman untukku, taman ini nantinya akan jadi temanku, tempat melepaskan semua lelahku. Tak akan ada orang tahu jika aku menyimpan semua kisahku di tempat yang indah ini. Waw.. jadi pengen tidur deh.
“Woy,” teriak Dani mengagetkan gue.
“Apa-apaan sih lo Dani, bikin gue kaget aja nih,” teriakku pada Dani dengan kesal.
“Ya Maaf Rit, lo sih ngelamun aja kerjaannya,” ucap Dani.
“Hmm… iya,” ucapku membalas ucapan Dani.
“Rit, kenapa sih lo selalu menghindar kalau gue ke kelas lo,” tanya Dani dengan muka agak serius.
“Nggak kok, gue nggak betah aja tinggal di kelas karena terlalu ribut jika lo datang,” ucapku pada Dani.
“Tapi kan setidaknya lo senyum ke gue biar gue nggak rasa sakit,”
“Sakit kenapa lo?” tanyaku pada Dani.
“Yah sakit hati lah,” jawab Dani.
“Kenapa lo sakit hati?” tanyaku lagi pada Dani.
“Rit, sebenarnya gue pengen ngomong sesuatu sama lo,” kata Dani.
“Mau ngomong apa Dan?” tanyaku penasaran sama Dani.
“Rit, gue suka sama lo. Mau nggak lo jadi pacar gue?” tanya Dani padaku.
“Alasannya lo suka sama gue apa, padahal di sekolah ini masih banyak cewek yang melebihi cantik dari gue. Kenapa harus gue yang lo pilih jadi pacar lo?” tanyaku pada Dani.
“Karena gue sayang sama lo Rit, sejak pertama kali kita ketemu tidak tahu kenapa jantung selalu berdenyut dengan kencang. Termasuk saat gue ihat lo maka jantung ini akan kembali berdenyut lagi,” ucap Dani padaku.
“Terus bagaimana dengan fans-fans lo jika mereka tahu apa yang terjadi sama gue. Gue nggak mau punya masalah di sekolah,” ucapku.
“Nggak peduli, gue bakalan terus lindungi lo,” kata Dani.
“Serius loh?” tanyaku.
“Iya Rit, gue serius. Mau nggak jadi pacar gue?” kata Dani.
“Iyya Dan, gue mau,” ucapku pada Dani.
“Makasih Rit, gue sayang sama lo,” ucap Dani padaku dengan muka yang ceria dan tersenyum.
“Iyya Dan,” balasku. Dani menggenggam tanganku dan gue pun bersandar di bahu Dani. Begitu nyaman sekali. Perpaduan antara Dani dan taman ini sangat dan sangat nyaman. Taman ini menjadi saksi bersatunya cinta kami. Dani menjadi orang sangat berharga bagiku. Padahal gue pikir gue nggak bakalan bisa bersatu dengan Dani karena Dani merupakan orang sangat populer di sekolahan.
SELESAI

sumber : http://cerpenmu.com/cerpen-cinta/cinta-ku.html

cerpen

Posted by : Unknown 6 Comments

Tutorial Cara Memakai Jilbab Segi Empat Simple Modern


Dari sekian banyaknya model serta cara memakai jilbab ternyata cara memakai jilbab segi empat merupakan yang paling banyak dicari. Meskipun sebenarnya mudah dan dapat dipakai dengan cepat namun faktanya masih banyak yang bingung. Untuk itu pada kesempatan kali ini Admin akan memberikan tutorial hijab segi empat tersebut.

Sebelum memulainya pastikan anda menyiapkan berbagai bahannya terlebih dulu seperti ciput atau inner jilbab, jilbab segi empat, dan jarum pentul. Anda dapat menggunakan jilbab segi empat yang polos maupun yang bermotif. Baiklah langsung saja berikut ini gambar tutorial cara memakai jilbab segi empat yang simple dan mudah.




tutorial hijab

Posted by : Unknown 6 Comments

- Copyright © Nabila - Blogger Templates - Powered by Blogger - Designed by Johanes Djogan -